Sabtu, 03 Juli 2010

Wujud Zat Gas

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Benda dapat kita temui dalam tiga wujud yaitu padat, cair, dan gas. Ketiganya mempunyai struktur yang sangat berbeda antara satu dan lainnya. Meski demikian, kita perlu menerangkan sifat-sifat fisisnya, atau keadaan suatu zat secara terperinci. Dalam keadaan padat, air dikenal dengan nama es, sedangkan dalam bentuk gas, air dikenal dengan sebutan uap air. Cairan dan gas biasa disebut dengan istilah fluida, karena keduanya dapat bergerak bebas.

Tetapi pada bab ini saya akan membahas tentang gas, yang memiliki struktur paling renggang diantara semua. Sebagaimana yang lain gas juga dapat dirubah kebentuk lainnya, seperti berubah ke bentuk cair atau kedalam bentuk padat. Gas merupakan zat yang tidak akan lepas dari kehidupan kita, karena yang kita hirup sehari-hari untuk kepentingan tubuh kita berupa gas. Sehingga kehidupan kita tidak akan lepas dari gas, dan oksigen yang kita hirup berupa gas. Selain oksigen masih banyak lagi gas yang berguna bagi kehidupan dan juga ada gas yang dihasillkan oleh tubuh kita melalui proses pembakaran kimia. Gas yang dihasilkan oleh tubuh kita setelah proses pembakaran adalah karbon dioksida dan uap air.

Terdapat 11 unsur yang pada kondisi atmosfer normal berbentuk gas. Banyak sekali gas-gas yang terdapat dialam selain yang berguna bagi manusia. Tetapi pada makalah ini saya tidak akan membahas lebih dalam tentang mana gas yang bermanfaat ataupun gas yang berbahaya bagi kehidupan. Saya akan membahas tentang karakteristik suatu gas, seperti halnya tekanan gas,hukum-hukum gas,dan aplikasi gas.

1.2 Rumusan Masalah

- Apakah gas itu?

- Bagaimana sifat-sifat gas?

- Bagaimana bunyi hukum-hukum gas?

- Apakah gas ideal dan teori kinetik gas itu?

- Bagaimana aplikasi dari gas?

1.3 Tujuan

- Mengetahui bentuk dari gas.

- Mengenal sifat-sifat gas..

- Mengetahui bunyi hukum-hukum gas.

- Mengetahui tentang gas ideal dan teori kinetik gas.

- Mengetahui aplikasi dan manfaat dari gas.

1.4 Manfaat

- Untuk mengetahui bentuk dari gas.

- Untuk mengenal sifat-sifat gas.

- Untuk mengetahui bunyi hukum-hukum gas.

- Untuk mengetahui tentang gas ideal dan teori kinetik gas.

- Untuk mengetahui aplikasi dan manfaat dari gas.

BAB II

ISI

2.1. Gas

Bentuk dan volume tidak tetap. Gas akan mengisi seluruh ruang yang tersedia untuknya. Partikel gas saling berjauhan, dapat ditekan sampai volumenya diperkecil. Partikel gas bergerak cepat karena pada saat menekan dinding, wadah memberi tekanan. Padatan dan cairan dikenal sebagai keadaan terkondensasi karena mereka mempunyai kerapatan yang lebih tinggi daripada gas.

Gas adalah suatu fase benda. Seperti cairan, gas mempunyai kemampuan untuk mengalir dan dapat berubah bentuk. Namun berbeda dari cairan, gas yang tak tertahan tidak mengisi suatu volume yang telah ditentukan, sebaliknya mereka mengembang dan mengisi ruang apapun di mana mereka berada. Tenaga gerak atau energi kinetis dalam suatu gas adalah bentuk zat terhebat kedua (setelah plasma). Karena penambahan energi kinetis ini, atom-atom gas dan molekul sering memantul antara satu sama lain, apalagi jika energi kinetis ini semakin bertambah.

Kata "gas" kemungkinan diciptakan oleh seorang kimiawan Flandria sebagai pengejaan ulang dari pelafalannya untuk kata Yunani, chaos (kekacauan)

Jarak molekul-molekul gas saling menjauhi terhadap satu sama lainnya, sedangkan dalam keadaan cair dan padatan jarak molekul saling berdekatan. Gas mudah ditekan, dan mereka mengisi secara sempurna setiap tempat dimana mereka berada. Hal ini menerangkan kepada kita, bahwa molekul-molekul pada gas bergerak saling menjauhi. Interaksi antara molekul-molekul lemah mempunyai kerapatan yang kecil.

Semua yang berbentuk gas pada suhu kamar dapat dicairkan dengan pendinginan atau dengan penekanan. Cairan-cairan yang mudah menguap mudah diubah menjadi gas pada suhu kamar atau sedikit di atas suhu kamar. Istilah uap mengacu pada pergantian gas yang dibentuk oleh penguapan dari cairan atau sublimasi dari padatan.

Dalam atmosfer hanya terdapat sebelas unsur pada kondisi normal yang berwujud zat. Tabel di bawah memuat daftar tentang hal itu, ditambah dengan sejumlah senyawa gasnya. Perlu diperhatikan bahwa, unsur hidrogen, nitrogen, oksigen, fluorin, klorin berbentuk molekul gas diatomik. Bentuk lain dari oksigen adalah ozon (O3), yang juga berwujud gas pada suhu kamar. Seluruh golongan gas mulia merupakan gas monoatomik yang meliputi He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn.

Beberapa zat yang berbentuk gas pada tekanan 1 Atm dan suhu 250C

Unsur Senyawa

H2 (molekul hidrogen) HF (hidrogen fluorida)

N2 (molekul nitrogen) HCl (hidrogen klorida)

O2 (molekul oksigen) HBr (hidrogen bromida)

O3 (ozon) HI (hidrogen iodida)

F2 (molekul fluorin) CO (karbon monoksida)

Cl2 (molekul klorin) CO2 (karbon dioksida)

He (helium) NH3 (amonia)

Ne (neon) NO (oksida nitrat)

Ar (argon) NO2 (nitrogen dioksida)

Kr (kripton) N2O (oksida nitrit)

Xe (xenon) SO2 (belerang dioksida)

Rn (radon) H2S (hidrogen sulfida)

HCN (hidrogen sianida)*

* Titik didih HCN adalah 260C, yang cukup memadai

untuk menggolongkannya sebagai gas pada keadaan atmosfer biasa.

2.2. Sifat-sifat Gas

Gas bisa dicirikan dengan berbagai cara. Semua gas akan memenuhi ruangan dan akan menyerupai bentuk ruang tempatnya berada. Empat sifat dasar yang menentukan tingkah laku fisis dari gas adalah banyaknya molekul gas, volume gas, suhu dan tekanan.

Dari keterangan di atas maka dapat dijabarkan sifat gas adalah sebagai berikut :

1. Gas dapat ditekan menjadi volume yang lebih kecil, hingga kerapatannya dapat dinaikkan dengan menaikkan tekanan terhadap gas.

2. Gas mendesak tekanan di sekeliling.

3. Gas mengembang tanpa batas, hingga gas menempati volume secara sempurna setiap saat.

4. Gas melakukan difusi secara cepat terhadap gas lain, hingga dikatakan gas-gas dapat bercampur secara sempurna dalam segala perbandingan.

5. Partikel-partikel gas tidak dapat terlihat. Beberapa gas berwarna seperti klor (kuing kehijauan), brom (merah kecoklatan), dan Iod (ungu). Beberapa gas mudah terbakar, seperti hidrogen dan beberapa gas sukar bereaksi secara kimia (inert), seperti helium dan neon.

6. Sifat-sifat gas dilukiskan dalam pengertian suhu, tekanan, volume yang ditempati, dan jumlah molekul yang ada.

Karakteristik gas mempunyai :

a. Tekanan Gas

Tekanan didefinisikan sebagai gaya per satuan luas. Tekanan gas sama dengan tekanan yang terjadi terhadap gas tersebut. Salah satu cara untuk mengukur tekanan itu adalah dengan menggunakan barometer. Gas melakukan tekanan pada permukaan apapun ketika saling bersentuhan, karena molekul-molekul gas senantiasa dalam kedaan bergerak. Pengamatan kita tentang balon yang mengembung ketika diisi udara adalah suatu hal yang lazim kita ketahui, tetapi apakah yang manyebabkan balon bisa mengembung? Suatu hipotesis yang masuk akal adalah bahwa molekul-molekul gas bergerak konstan, bertumbukan satu sama lainnya dan juga dengan dinding-dinding wadah. Pada saat bertumbukan dengan dunding wadah, akan terjadi gaya. Gaya inilah yang menjaga balon tetap mengembung. Untuk mengukur besarnya gaya yang ditimbulkan oleh molekul-molekul gas bukanlah suatu hal yang sederhana, tetapi tekanan gas dapat diukur dengan cara yang lebih mudah dengan menggunakan rumus :

b. Temperatur

Temperatur suatu benda merupakan ukuran energi kinetik rata-rata partikelnya. Makin besar energi kinetik partikel-partikel, makin tinggi temperaturnya. Satuan-satuan temperatur umumnya menggunakan skala Celcius dan skala Kelvin.

c. Jumlah Gas

Jumlah gas dinyatakan dengan jumlah mol.

Dimana : G = massa gas dalam gram

M = massa molar

d. Volume

Apabila suatu gas dimasukkan ke dalam suatu wadah, molekul-molekul gas bergerak bebas sehingga menempati seluruh volume wadah. Oleh karena itu, volume gas adalah sama dengan volume wadah itu. Menurut SI, 1 liter = 1 dm3. Volume satu mol gas, pada keadaan standar, disebut volume molar gas pada keadaan standar.

2.3. Hukum-hukum Gas

a. Hukum Boyle

Pada abad ketujuh belas, Robert Boyle mempelajari perilaku gas secara sistematis dan kuantitatif. Dari serangkaian percobaannya, penyelidikan Boyle tentang hubungan tekanan volume dari sampel gas. Boyle memperhatikan bahwa, jika suhu dijaga konstan, volume(V) dari jumlah tertentu gas menurun, sejalan dengan kenaikan tekanan totalnya (P), yaitu tekanan atmosfer ditambah dengan tekanan yang disebabkan oleh penambahan. Dan sebaliknya apabila tekanan yang diterapkan menurun, maka volume gas akan meningkat. Maka dari itu hukum Boyle menyatakan bahwa :

“Apabila suhu gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan, maka tekanan gas berbanding terbalik dengan volumenya.”

PV = konstan

P1V1 = P2V2

Apabila hubungan antara tekanan dan volume dalam hukum Boyle dilukiskan, maka akan terbentuk kurva isotermal yang artinya bersuhu sama.

b. Hukum Charles

Hukum Boyle tergantung pada system yang dijaga konstan. Namun, andaikan suhu berubah, Bagaimanakah perubahan suhu berpengaruh terhadap volume dan tekanan gas? Pertama-tama, marilah kita melihat pengaruh suhu terhadap volume gas. Peniliti pertama hubungan ini adalah ilmuwan Perancis,Jaques Charles dan Joseph GayLussac. Penelitian memperlihatkan bahwa , pada tekanan konstan, volume sampel gas akan memuai jika dipanaskan dan menyusut jika didinginkan. Hubungan kuantitatif menyangkut perubahan dalam suhu dan volume gas, muncul terus menerus secara konsisten. Sebagai contoh, kita amati suatu fenomena menarik jika kita mempelajari hubungan suhu-volume pada berbagai tekanan. Maka dari itu hukum Charles menyatakan bahwa :

“Jika tekanan suatu gas dalam bejana tertutup dijaga tetap, volume (V) gas itu sebanding dengan suhu mutlaknya (T).”

Secara umum ditulis dengan rumus:

Apabila hubungan antara volume dan suhu gas pada hukum Charles kita lukiskan, maka akan terbentuk kurva isobarik yang artinya bertekanan sama.

c. Hukum Gay Lussac

Apabila volume gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan, maka tekanan gas sebanding dengan suhu mutlaknya.


Apabila hubungan antara teknan dan suhu gas pada hukum Gay Lussac kita lukiskan dalam grafik, maka akan terbentuk kurva isokhorik yang artinya bervolume sama.

d. Hukum Charles dan Gay Lussac

Hubungan antara volume gas dan suhu diketemukan oleh ahli físika Perancis Jacques Charles pada tahun 1784 dan secara terpisah, oleh Gay-Lussac, yang mempublikasikannya pada tahun 1802. Diperoleh adanya hubungan antara suhu yang dinyatakan dalam Celsius dengan suhu Kelvin atau suhu mutlak, yaitu :

T (K) = t (0C) + 273,150

Pada tekanan konstan volume gas dengan massa tertentu, bertambah (berkurang) kira-kira 1/273,15 volumenya pada 0oC untuk kenaikan (penurunan) suhu setiap derajat Celsius. Secara matematis

Vt = Vo (1 + at)

a = 1/273,15 untuk setiap gas

e. Gabungan Hukum Gas

Hukum Boyle-Gay Lussac ini adalah hasil gabungan dari hukum Boyle dan hukum Gay Lussac. Sehingga dituliskan secara matematis sebagai berikut:


f. Hukum Avogadro

Dalam tulisannya pada tahun 1811, Avogadro menunjukkan bahwa hukum Gay-Lussac dan teori Dalton dapat sejalan. Apabila ada dua anggapan :

1. Volume yang sama dari gas yang berbeda, pada keadaan suhu dan tekanan yang identik mempunyai jumlah partikel yang sama.

2. Pada umumnya yang dimaksud partikel gas adalah molekul-molekul yang terdiri dari sejumlah atom yang bergabung.

Avogadro mengusulkan bahwa hidrogen dan oksigen keduanya berbeda sebagai molekul-molekul diatomik, yaitu H2 dan O2, dan bahwa air mempunyai dua atom H untuk setiap atom O. Pada reaksi hidrogen dan oksigen, molekul O2 pecah menjadi setengah molekul. Molekul H2 dan setengah molekul O menghasilkan molekul (H2O) yang sama dengan jumlah molekul H2 yang bereaksi.Hipotesis Avogadro dapat dinyatakan dengan dua cara yaitu :

1. Volume yang sama dari gas berbeda yang diperbandingkan dengan pada suhu dan tekanan sama mempunyai jumlah molekul yang sama.

2. Jumlah molekul sama dari gas yang berbeda diperbandingkan pada suhu dan tekanan sama mempunyai volume sama.

Demikian juga, volume gas pada suhu dan tekanan tetap berbanding langsung dengan jumlah gas (misalnya jumlah molekul). Jika jumlah gas dua kali lipat volume pun dua kalinya, dan juga seterusnya.Pernyataan matematis dari kenyataan ini adalah

dan

Dimana c adalah suatu konstanta dan n adalah jumlah gas.

Pada keadaan STP, jumlah molekul yang terdapat dalam 22,4 liter gas adalah satu mol. Jumlah ini, 22,4 L gas pada STP sering dinyatakan sebgai volume molar gas. Hukum Avogadro dan pernyataan yang diperoleh dari hukum ini, seperti voume molar 22,4 L pada STP hanya berlaku bagi zat-zat dalam bentuk gas. Tidak ada hubungan demikian pada cairan ataupun padatan.

g. Hukum Graham

Hukum Graham menyatakan bahwa laju efusi dan difusi gas berbanding terbalik dengan akar kuadrat massa molarnya. Efusi adalah kerja yang dilakukan gas untuk melewati lubang-lubang kecil pada wadahnya, seperti atom helium yang keluar melalui pori-pori kecil pada balon yang kempes setelah beberapa hari. Sedangkan yang dimaksud dengan difusi adalah kerja yang dilakukan gas untuk melewati gas lain. Misalnya, apabila isi sebotol amonia dituang di pojok sebuah ruangan, bau amonia akan segera tersebar ke seluruh ruangan. Semakin berat molekul sutu gas, semakin lambatlah laju efusinya atau laju difusinya.

h. Hukum Dalton tentang Tekanan Parsial

Ketika dua atau lebih gas dicampurkan, masing-masing gas tersebut menempati seluruh volume wadah yang digunakan. Masing-masing gas itu mempunyai suhu yang sama. Meskipun demikian, setiap gas mempunyai tekanannya sendiri, tidak dipengaruhi oleh gas yang lain. Pada tahun 1801, Dalton merumuskan sebuah hukum yang dikenal dengan nama hukum Dalton tentang tekanan parsial, yang menyatakan bahwa tekanan total suatu campuran gas merupakan jumlah dari tekanan masingmasing gas itu sendiri. Tekanan masing-masing gas dalam campuran gas disebut tekanan parsial. Menurut Dalton, tekanan parsial gas adalah aditif, dan secara matematis:

Pt = p1 + p2 + ...

P1 = tekanan total campuran gas

p1, p2, p3, ... = tekanan parsial gas 1, 2, 3, ...

Metode paling langsung untuk mengukur tekanan parsial adalah menggunakan spektrometer massa. Hukum Dalton tentang tekanan parsial tidak berlaku apabila :

1. gas-gas dapat bereaksi

2. gas melarut dalam cairan yang berbatasan dengan campuran gas.

2.4. Gas Ideal dan Teori Kinetik Gas

Gas Ideal

Gas ideal adalah gas hipotesis yang perilaku tekanan, volume dan suhunya dapat dijelaskan secara lengkap melalui persamaan gas ideal.

Definisi mikroskopik gas ideal, antara lain:

1. Suatu gas yang terdiri dari partikel-partikel yang dinamakan molekul.

2. Molekul-molekul bergerak secara serampangan dan memenuhi hukum-hukum gerak Newton.

3. Jumlah seluruh molekul adalah besar

4. Volume molekul adalah pecahan kecil yang diabaikan dari volume yang ditempati oleh gas tersebut.

5. Tidak ada gaya yang cukup besar yang beraksi pada molekul tersebut kecuali selama tumbukan.

6. Tumbukannya elastik (sempurna) dan terjadi dalam waktu yang sangat singkat.

gambaran-gas

Gambaran Gas Ideal

Apabila jumlah gas dinyatakan dalam mol (n), maka suatu bentuk persamaan umum mengenai sifat-sifat gas dapat diformasikan. Sebenarnya hukum Avogadro menyatakan bahwa 1 mol gas ideal mempunyai volume yang sama apabila suhu dan tekanannya sama. Dengan menggabungkan persamaan Boyle, Charles dan persamaan Avogadro akan didapat sebuah persamaan umum yang dikenal sebagai persamaan gas ideal.

atau

atau

R adalah konstanta kesebandingan dan mempunyai suatu nilai tunggal yang berlaku untuk semua gas yang bersifat ideal. Persamaan di atas akan sangat berguna dalam perhitungan-perhitungan volume gas.

Nilai numerik dari konstanta gas dapat diperoleh dengan mengasumsikan gas berada pada keadaan STP, maka:

Dalam satuan SI, satuan tekanan harus dinyatakan dalam Nm-2 dan karena 1 atm ekivalen dengan 101,325 Nm-2, maka dengan menggunakan persamaan diatas dapat diperoleh harga R dalam satuan SI, sebagai berikut:

Teori Kinetik Gas

Teori kinetik gas adalah yang mempunyai asumsi-asumsi sebagi berikut :

  1. Gas terdiri dari molekul-molekul yang satu dengan lainnya dipisahkan oleh jarak yang lebih besar dari dimensinya sendiri. Molekul-molekul dapat dianggap merupakan “titik-titik”, yang memiliki massa, tetapi memiliki volume yang dapat diabaikan.
  2. Molekul-molekul gas senantiasa bergerak secara tetap dengan arah yang acak, dan sering bertumbukan antara satu dengan yang lainnya. Tumbukan diantara molekul-molekul bersifat elastis sempurna. Dengan kata lain, akibat tumbukan itu energi dapat dipindahkan dari satu molekul ke molekul lainnya. Walaupun demikian, energi total dari semua molekul dalam sistem itu tetap sama.
  3. Molekul-molekul gas tidak mengalami baik gaya tarikmenarik maupun gaya tolak-menolak antara satu dengan yang lainnya.
  4. Energi kinetik rata-rata molekul sebanding dengan suhu gas dalam kelvin. Dua gas apapun pada suhu yang sama memiliki energi kinetik rata-rata yang sama. Energi kinetik rata-rata suatu molekul dapat dinyatakan dengan persamaan

Berdasarkan teori kinetik molekul, tekanan gas merupakan hasil dari tumbukan antara molekul-molekul dan dinding wadahnya. Tekanan ini bergantung pada frekuensi tumbukan persamaan luas dan pada seberapa ”keras” molekul membentur dinding.

2.5. Aplikasi Gas dalam Kehidupan Sehari-hari

Pada berbagai hukum tentang gas kita akan menemukan aplikasinya, bahkan kita sering menemukannya di sekitar kita, seperti pada :

1. Peniupan balon berarti memberikan udara lebih banyak (lebih banyak molekul udara) ke dalam balon, yang memperbesar volumenya.

2. Memasukkan gas ke dalam ban mobil, maka bentuk gas akan berubah seperti ban dalam mobil. Demikian juga dengan volumenya ketika berada dalam ban, gas menyebar memenuhi seluruh volume ban. Dalam hal ini maka volume gas berubah seperti volume ban.

3. Tumbuh-tumbuhan biasanya membutuhkan CO2 untuk melakukan fotosintesis karena terdapat perbedaan konsentrasi CO2 antara bagian dalam daun dengan udara luar, maka molekul-molekul CO2 pindah ke dalam daun. CO2 berdifusi ke dalam CO2.

4. Ketika membakar sampah, biasanya konsentrasi asap di sekitar tempat pembakaran sampah cukup tinggi ketika seseorang merokok, tampak di sekitar ujung rokok yang terbakar biasanya memiliki konsentrasi asap yang tinggi. Karena terdapat perbedaan konsentrasi, maka molekul-molekul asap secara otomatis menyebar dari tempat yang berkonsentrasi rendah. Molekul-molekul asap yang pada awalnya mengumpul maka pada akhirnya akan menyebar.

5. Ketika kita menyemprotkan parfum ke tubuh, tempat di mana parfum tersebut disemprot memiliki konsentrasi yang tinggi. Karena terdapat perbedaan konsentrasi, maka molekul-molekul parfum bergerak dari tempat yang berkonsentrasi tinggi menuju tempat yang berkonsentrasi rendah.

6. Aplikasi dari gas selain dari yang diatas adalah piston pada mobil. Tujuan piston dalam silinder adalah mengubah folume dari isi silinder, perubahan volume bisa diakibatkan karena piston mendapat tekanan dari isi silinder atau sebaliknya piston menekan isis silinder piston yang menerima tekanan dari fluida dan akan mengubah tekanan tersebut menjadi gaya(linear). Membuka-menutup jalur aliran. Dengan fungsi tersebut,maka piston harus terpasang dengan rapat dalam silinder.satu atau beberapa ring(cincin) dipasang pada pisto agar sangat rapat dengan silinder. Pada silinder dengan temperatur kerja menengah keatas, bahan ring terbuat dari logam, disebut dengan ring piston. Sedangkan pada silinder dengan temperatur kerja rendah, umumnya bahan ring terbuat dari karet, disebut dengan ring sil.

BAB III

PENUTUP

3.1. Simpulan

1. Gas adalah suatu fase benda yang mempunyai kemampuan untuk mengalir dan dapat berubah bentuk. Gas dapat mengembang dan mengisi ruang apapun di mana mereka berada.

2. Sifat-sifat gas diantaranya, Gas dapat ditekan menjadi volume yang lebih kecil, hingga kerapatannya dapat dinaikkan, gas mendesak tekanan di sekeliling, gas mengembang tanpa batas, gas melakukan difusi secara cepat terhadap gas lain, partikel-partikel gas tidak dapat terlihat, seperti gas berwarna klor (kuing kehijauan), gas mudah terbakar, seperti hidrogen dan gas sukar bereaksi secara kimia (inert), seperti helium dan neon.

3. Gas dapat dijelaskan melalui hukum Boyle, hukum Charles, hukum Gay Lussac, hukum Charles dan Gay lussac, Gabungan hukum gas, hukum Graham, dan hukum Dalton tentang Tekanan Parsial.

4. Gas ideal adalah gas hipotesis yang perilaku tekanan, volume dan suhunya dapat dijelaskan secara lengkap melalui persamaan gas ideal. Sedangkan teori kinetik gas adalah Gas yang terdiri dari molekul-molekul yang satu dengan lainnya dipisahkan oleh jarak yang lebih besar dari dimensinya sendiri. Molekul-molekul dianggap “titik-titik” yang memiliki massa, tetapi memiliki volume yang dapat diabaikan, molekul-molekul bergerak secara tetap dengan arah yang acak, dan sering bertumbukan antara satu dengan yang lainnya. Tumbukan bersifat elastis sempurna.

5. Aplikasi dari gas dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada balon, memasukkan gas ke dalam ban mobil, dan piston pada mobil.

3.2. Saran

1. Diharapkan pembaca dapat mengetahui tentang gas, sifat-sifatnya,dan hukum-hukum yang menjelaskan tentang gas.

2. Diharapkan pembaca dapat menerangkan gas dalam kehidupan sehari-hari.

3. Diharapkan pembaca dapat memanfaatkan gas dengan sebaik mungkin.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Goldberg, David E. 2003. Kimia Untuk Pemula. Jakarta: Erlangga.
  2. Petrucci, Ralph H dan Suminar. 1985. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
  3. Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Jakarta: Erlangga.
  4. Sastrohamidjojo, Hardjono. 2005. Kimia Dasar Edisi Kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.